LAPORAN PRAKTIKUM
KESEHATAN TERNAK NON RUMINANSIA
(VAKSINASI)
Oleh:
NIM. D0A012069
PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Vaksin
adalah mikroorganisme yang dilemahkan dan apabila diberikan kepada
ternak tidak akan menimbulkan penyakit, melainkan untuk merangsang
pembentukan antibody (zat kebal) yang sesuai dengan jenis vaksinnya.
Tujuan vaksinasi adalah membuat ternak mempunyai kekebalan yang tinggi
terhadap satu peyakit tertentu. Dan hasil nyata yang akan diperoleh dari
program vaksinasi adalah tingkat kesehatan dan produktivitas. Macam
macam vaksin :
Vaksin aktif (live vaccine)
adalah vaksin yang berisi mikroorganisme agen penyakit dalam keadaan
hidup, tetapi sudah dilemahkan, yang akan tumbuh dan berkembang baik
dalam tubuh induk semang yang divaksin. Vaksin inaktif (killed vaccine)
adalah vaksin yang berisi mikroorganisme agen penyakit dalam keadaan
mati (dimatikan), biasanya di dalamnya dicampurkan atau ditambahkan oil
adjuvant
Faktor yang dapat menyebabkan kualitas vaksin menurun :
- Penyimpanan tidak sempurna (tidak pada suhu 2-8°C)
- Terkena sinar ultraviolet (sinar matahari secara langsung)
- Tercemar bahan-bahan kimia seperti desinfektan, kaporit, detergent dan lain sebagainya
- Pengenceran yang berlebihan sewaktu digunakan
- Tercemar logam-logam berat seperti Zn (seng), Pb (timbal), dan Hg (air raksa)
Vaksin
yang banyak beredar di lapangan dan banyak digunakan pada ayam umumnya
untuk mencagah penyakit yang disebabkan oleh virus (karena virus tahan
terhadap obat antibiotika). Vaksin tersebut antara lain vaksin AI,
gumboro, ND, cacar, IB,dan mareks. Ada juga beberapa vaksin untuk
mencegah penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti vaksin kolera dan
coryza.
BAB 2
ALAT DAN BAHAN
· ALAT
ü Vaksin (medivac)
u larutan dapar
u pelarut aquades
ü Jarum suntik
ü Tisu
u wing web (tusuk sayap)
u spuit otomatis
· BAHAN
ü Ayam dewasa sehat
BAB 3
METODOLOGI
Vaksinasi melalui tetes mata (intraocular), hidung (intranasal), dan mulut
Pelaksanaan
vaksinasi melalui tetes mata, hidung, dan mulut biasanya untuk ayam
yang berumur di bawah 1 minggu dengan maksud untuk mencegah netralisasi
vaksin oleh antibody maternal (bawaan dari induk). Cara ini cukup
memakan waktu dan tenaga karena dilakukan per ekor ayam, tetapi
kelebihannya sangat efektif karena dosis tepat dan merata untuk setiap
ayam. Untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi sebaiknya dilakukan secara
bersama-sama (lebih dari dua orang). Langkah-langkah pelaksaaannya
adalah sebagai berikut:
- Pelarut dimasukkan ke dalam botol vaksin setengahnya, kemudian kocok sampai tercampur rata, usahakan jangan sampai berbuih
- Campuran larutan dan vaksin yang sudah rata pada botol tersebut dimasukkan lagi ke dalam botol pelarut dan kocok lagi perlahan agar tercampur rata
Teteskan satu persatu pada ayam melalui mata atau hidung atau mulut, jangan tergesa-gesa tunggu sampai betul-betul masuk
Vaksinasi dengan cara penyuntikan
Vaksinasi
yang dilakukan dengan cara menyuntikkan vaksin, lokasi penyuntikan
dapat di daerah di bawah kulit (subcutan) yaitu pada leher bagian
belakang sebelah bawah dan pada otot (intramuscular) yaitu pada otot
dada atau paha. Langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
- Alat suntik yang akan dipakai harus bersih dari sisa pemakaian sebelumnya, kemudian lepaskan bagian-bagian alat suntik dan sterilkan lebih dulu dengan cara direbus selama 30 menit dihitung mulai saat air mendidih
- Kocok terlebih dahulu vaksin dengan hati-hati hingga tercampur rata (homogen) sebelum digunakan
- Suntikkan vaksin pada ayam dengan hati-hati sesuai dengan dosis yang telah dianjurkan. Untuk 1000 dosis vaksin dilarutkan dalam 500 cc aquades, untuk 500 dosis vaksin dilarutkan dalam 250 cc aquades dan demikian seterusnya. Setiap ekor ayam disuntik dengan dosis 0,5 cc pada otot dada
Vaksinasi
dengan cara penyuntikan harus dilakukan sevara hati-hati. Bila
dilakukan dengan ceroboh mengakibatkan kegagalan dan akan berakibat
fatal. Akibat fatal yang mungkin terjadi antara lain ayam menjadi stress
sehingga kematian tinggi pasca penyuntikan, leher terpuntir (tortikolis),
terjadinya abses (kebengkakan) pada leher, terjadi infeksi bakteri
secara campuran dan ayam menjadi mengantuk kurang bergairah.
BAB 4
HASIL PENGAMATAN
NO
|
Umur
|
Jenis vaksin
|
Dosis
|
Metode (cara)
|
1
|
3 bulan
|
laktosa
|
O,5 ml
|
Injeksi
|
Cara
kerja : vaksin dicampur dengan air yang sudah di sediakan oleh pabrik
tersebut, dan pencampuran vaksin tersebut sudah sama yang
perbandingannya, kemudian campur sampai rata atau dipindah satu botol ke
botol yang lain selama 3 kali perpindahan, kemudian setelah tercampur
rata, kemudian vaksin diambil dengan jarum suntik lalu suntikan kea yam
di bagian dada, dan penyuntikan harus hati hati jangan sampai mengenai
tulang dari ayam, dan tidak boleh juga terlalu pendek ketika menyuntik
di kawatirkan vaksin tidak masuk ke ayam tersebut, penyuntikannya yang
benar adalah di dagingnya, biasanya penyuntikan ini dilakukan dibagian
paha, dada dan leher pada ayam. Serta ketika menyuntik jarum dalam
kemiringan 45˚ agar memasukkannya lebih gampang.
No
|
Umur
|
Jenis vaksin
|
Dosis
|
Metode (cara)
|
1
|
3 bulan
|
laktosa
|
0,5 ml
|
Cekok
|
Cara kerja : Keterangan :
Vaksin dicampur dengan cairan yaitu berupa aquades, yang sudah ada dari
pabrik tersebut, kemudian dikocok, setelah kedua cairan tercampur rata
kemudian cairan tersebut diambil dengan alat suntik, kemudian jarum
dilepas dan selanjutya masukkan kedalam mulut ayam usahakan waktu
penyemprotan tepat pada dinding tenggorokan hal ini supaya ayam tidak
tersedak.
No
|
Umur
|
Dosis
|
Jenis vaksin
|
Metode
|
1
|
3 bulan
|
1 sampai 3 tetes
|
ND Hisser B 1
|
Tetes mata dan hidung
|
Keterangan :
Vaksin yang masih beku kering dicairkan dahulu kemudian dicampur dengan
larutan, dengan perbandinan 1:1 kemudian dikocok seperti angka delapan
supaya kedua cairan itu bisa bercampur merata, setelah tercampur cairan tersebut bisa langsung diteteskan (digunakan) kemata, hidung.
BAB 5
PEMBAHASAN
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri
yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat
juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan ternak untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif.
Dengan
adanya vaksin sangat membantu para peternak untuk meningkatkan system
kekebalan tubuh pada hewan ternaknya,sehingga ternak kuat terhadap
serangan penyakit, pemberian vaksin ibarat kita membuat benteng untuk
menahan serangan lawan sehingga kita memiliki kekuatan untuk menahan
serangan tersebut.ada beberapa cara untuk melakukan vaksinasi salah
satunya dengan injeksi,tetes,dan cekok,semua cara tersebut baik untuk
dilakukan tinggal bagaimana kita melaksanakan..
Adapun
berapa perbedaan-perbedaan dari vaksin, hal tersebut bisa kita lihat
dari segi pemberian pada umur, metode pemberian dan dosis yang
diberikan. Dan pada praktikum kali ini kita melakukan metode yang kita
sebut dengan Live metode ini meliputi pemberian vaksin melalui beberapa
cara diantaranya adalah tetes pada hidung, tetes pada mata, injeksi, dan
metode cekok. Dari keempat cara tersebut tentunya ada tujuan dan
memiliki peranan yang sama tergantung kita saja lebih mantep yang mana.
Hal yang membedakan pada pemberian dosis karena hal ini sangat perlu
diperhatikan terutama dilihat
dari usia ternak tersebut. Hal ini karena virus yang menyerang pada usia
saat ini tidak akan sama dengan yang menyerang pada usia berikutnya.
Akan tetapi yang harus di perhatikan juga adalah cara menyimpan dan
memberikan vaksin pada ayam, banyak peternak yang salah menggunakan
vaksin karena cara penyimpanan dan cara pemakaiannya. Vaksin tidak boleh
terkena sinar matahari langsung dan cara pemakaian harus diperhatikan,
tetapi cara pemakaian vaksin biasanya sudah tertera pada label dari
vaksin tersebut.
BAB 6
KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum bahwasannya saya dapat mengetahui tata cara menggunakan
vaksin dan mencampur vaksin dengan benar, serta vaksin memberi pengaruh
besar pada kekebalan tubuh ayam. Hal ini harus di perhatikan dengan
benar benar supaya tidak ada kesalahan ketika kita beternak ayam.