Friday, 15 November 2013

laporan praktikum evaluasi kecukupan ternak non ruminansia



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belkang
Usaha peternakan ayam broiler merupakan usaha komersial yang terus dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat di Indonesia. Ayam broiler memiliki alat pencernaan tunggal untuk mnecerna pakan, sistem pencernaan tunggal juga dimiliki oleh kuda dan kelinci. Pada pemeliharaan ayam broiler faktor yang menentukan tingkat keberhasilan salah satunya adalah pemberian ransum. Ransum merupakan faktor yang paling dominan, karena biaya yang dikeluarkan untuk ransum bisa mencapai 70% dari total biaya produksi
Ransum yang baik adalah ransum yang memenuhi kebutuhan nutrisi baik secara kualitas maupun kuantitasnya, sesuai dengan fase fisiologis serta tidak menggangu kesehatan ternak. Ransum merupakan campuran dari berbagai macam bahan pakan yang diberikan pada ternak untuk memenuhi kebutuhan nutrien selama 24 jam. Nutrien tersebut diperlukan untuk
hidup pokok, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi ternak.
Tujuan dilaksanakannya praktikum evaluasi kecukuupan nutrisi ternak non ruminansia ini agar mahasiswa dapat mengevaluasi kecukupan nutrisi unggas dan ternak non ruminansia khususnya pada aym broiler. Manfaat yang diperoleh adalah agar mengetahui jumlah pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut dengan menghitung jumlah kebutuhan nutrisi ternak non ruminansia yang harus terpenuhi menggunakan rumus yang ada.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan praktikum evaluasi kecukupan pakan ternak non ruminansia ini yaitu sebagai berikut :
1.      Menghitung kebutuhan protein pada ransum ayam broiler, untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok, untuk pertumbuhan jaringan dan karkas dan pertumbuhan bulu.
2.      Menghitung kebutuhan energi metabolisme pada ransum ayam broiler,
3.      Menghitung kecukupan pemberian pakan ternak pada ternak ayam broiler.
1.3.Waktu dan tempat
Praktikum dilaksanakan pada , Rabu/13 juni 2013. Pukul 14.30-17.30 WIB. Bertempat di ruang 140, fakultas peternkan, universitas jenderal soedirman, purwokerto.



BAB II
MATERI DAN CARA KERJA

2.1. Materi
a. alat
1.      Buku catatan
2.      Alat tulis
3.      Kertas folio
4.      Mesin hitung (kalkulator)
b.      Bahan
1.      data praktikum PBBH ayam broiler
2.      kandungan protein ransum / pakan jadi
3.      kandungan energi ransum / pakan jadi

2.2. cara kerja


Text Box: Dijelaskan cara perhitungan kebutuhan protein, energi dan kecukupan pemberina pakan


Dihitung  kebutuhan protein berdasarkan data  ppraktikum ayam broiler mengenai pbbh , bb, dan efisiensi pemberian pakan
 










Dihitung kebutuhan energi metabolisme
 





Dihitung jumlah kecukupan pemberian pakan
 




BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1.hasil

Tabel 1. Kebutuhan Protein

Kebutuhan protein
Hidup pokok
Pertumbuhan jaringan dan karlkas
Pertumbuhan  bulu
1,43 g
6,78g
1,24g



Kebutuhan protein total
 = kebutuhan hp + pert. Jar dan karkas + pert. Bulu
= 1,43 + 6,78 + 1,24
= 9,45 gram


Tabel 2. Kebutuhan energi metabolisme
Kebutuhan energi

NEM
EM
METTABOLISME PROT
METABOLISME LEMAK

69 kkal / hari
25,53
18,18
34,08


Kebutuhan energi total
= nem+em+m. Prot + m. Lemak
=146,79 kkal/ekor/hari


Tabel 3. Kecukupan pemberian pakan
evaluasi
PK
Energi
Kebutuhan
10,23
151,97
Pemberian
13,75
200
selisih
+ 3,52
+48,03



3.2. Pembahasan

setiap makhluk hidup pati memerlukan makanan untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi di dalam tubuhnya, untuk hidup pokok, mengganti jaringan yang rusak, dan produksi, hal itu seuai dengan pendapat Rasyaf( 1992) bahwa Ransum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, mengganti jaringan yang rusak dan untuk pertumbuhan. Konsumsi ransum ayam
pedaging juga tergantung pada kandungan energi ransum, strain, umur, aktivitas, serta temperatur lingkungan (Wahju, 1992). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut susunan nutrisi yang harus disusun mencakup seluruh unsur nutrien sesuai kebutuhan. Nutrien yang harus ada dalam ransum adalah energi, protein, lemak, kalsium, fosfor, dan air Anggorodi (1985).
     
1)        Kebutuhan Protein
Protein merupakan persenyawaan organik yang mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Siregar dan Sabrani (1970) menyatakan bahwa fungsi dari protein adalah untuk memproduksi enzim-enzim tertentu, hormon, dan antibodi. pada praktikum di lapangan pada ayam broiler umur 20 hari  diberikan protein 23 % hal itu sesuai dengan pendapat Rasyaf (1995) yang  menyatakan bahwa standar protein untuk periode starter adalah 18-23 % . 

Ayam yang lebih tua membutuhkan protein yang lebih rendah dibandingkan dengan ayam yang muda. Masa awal ransum ayam strter harus mengandung protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan ransum masa pertumbuhan dan masa akhir (Amrullah, 2003). Bisa di amati bahwa ayam pada fase starter  memiliki ukuran tembolok yang lebih kecil jika dibanding dengan ayam grower atau finisher. aym yang lebih muda akan membutuhkan protein lebih tinggi daripada ayam dewasa untuk melakukan proses pertumbuhan.

2)         Energi
Energi adalah sumber tenaga untuk aktivitas dan proses produksi dalam tubuh
ternak (Anggorodi, 1985). Ayam tidak mampu mencerna selulosa, hemiselulosa atau
lignin. Oleh karena itu kebutuhan energi harus dipenuhi dari polisakarida yang dapat
dicerna (pati), disakarida (sukrosa dan maltosa), monosakarida (glukosa, galaktosa,
fruktosa), lemak dan protein (Wahju, 1992). Untuk menentukan jumlah kebutuhan energi yang harus di penuhi yauitu menggunakan nilai energi metabolisme menurut Suprijatna et al. (2005)  penentuan kebutuhan energi pada ternak unggas menggunakan nilai energi metabolis.
Nilai energi metabolis ini sudah memenuhi kebutuhan energi untuk hidup pokok, pertumbuhan dan produksi. Rasyaf (1995) standar energi ransum ayam pedaging untuk periode starter adalah 2800-3200 kkal/kg dan untuk periode akhir atau finisher energi metabolisme sebesar 2800-3300 kkal/kg. Kandungan energi dalam ransum harus sesuai dengan kebutuhan.




BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitunga pada praktikum kebutuhan orotein, kebutuhan energi dan kecukupan pemberian pakan dapat disimpulkan bahwa

1.        jika Kelebihan energi dalam ransum akan menurunkan konsumsi, sehingga
timbul defisiensi protein, asam-asam amino, mineral dan vitamin.

2.      Apabila ternak kekurangan energi, maka cadangan energi dalam tubuh akan digunakan. Pertama  glikogen yang disimpan dalam tubuh akan dibongkar, selanjutnya cadangan lemak akan dihabiskan. Apabila masih kurang maka protein digunakan untuk mempertahankan kadar gula darah dan untuk membantu fungsi-fungsi vital lainnya.
3.      Jika kekurangan protein maka proses untuk  pertumbuhan hidup pokok, pert. Jaringan dan karkas serta pert. Bulu akan terhambat atau tidak normal sehingga dapat menyebabkan kelainan / penyakit
4.      Jika kelebihan protein maka akan di simpan menjadi lemak..






DAFTAR PUSTAKA


Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. P. T. Gramedia, Jakarta.
Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.
______. 1993. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Bogor.
______. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging.  PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Siregar, A.P., dan M. Sabrani. 1970. Teknik Modern Beternak Ayam. C.V. Yasaguna, Jakarta.
Suprijatna, E., U. Atmomarsono., dan R, Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan Keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

No comments:

Post a Comment

comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...