Perawatan
pedet
Untuk menghasilkan anak sapi yang cukup kuat salah satu
caranya induk sapi yang bunting sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum beranak
sudah dikeringkan dan induk sapi tersebut diberi pakan istimewa dan cukup baik
kualitas dan kuantitasnya. Setelah pedet dilahirkan, merupakan periode yang
sangat kritis. Oleh karena itu anak sapi perlu mendapat perhatian yang
sebaik-baiknya .
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian
dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka sangat
diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai
usia sapi dara. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
a. Penanganan Pedet pada saat lahir
Penanganan
Pedet pada saat lahir dilakukan apabila induk tidak bisa berperan secara
optimal. Hal ini menjaga agar sifat alami atau tingkahlaku ternak tidak
terusak. Bantuan dapat diberikan dengan langkah-langkah sesuai tingkah laku
ternak tersebut. Pertama membersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung
demikian pula yang ada dalam tubuhnya, menggunakan handuk (kain) yang bersih.
Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas. Kemudian potong tali
pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu
diikat. Berikan jerami kering sebagai alas. Dan jangan lupa beri colostrum
secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir (Imron, 2009).
b. Pemberian Pakan
Pemberian
Pakan Anak Sapi / Pedet diharapkan semaksimal mungkin mendapatkan asupan
nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih pedet akan memberikan
nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas
yang optimal dapat dicapai. Jenis-jenis bahan pakan anak sapi atau pedet digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Pakan
cair atau likuid : kolostrum, air susu normal, milk replacer
Kolostrum Kolostrum adalah air susu
yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna
kekunig-kuningan dan lebih kental dari air susu normal. Mutu kolostrum yaitu
Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih
kekuning-kuningan akan lebih baik, karena kaya akan imonoglobulin).
Milk Replacer atau Pengganti Air
Susu (PAS) Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat
diganti menggunakan Milk Replacer/PAS. Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat
memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air susu
sampai umur 4 minggu. Namun kadang-kadang pemberian milk replacer mengakibatkan
sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet kegemukan.
2. Pakan
padat/kering : konsentrat pemula (calf starter) dan hijauan.
Manajemen Pemberian Pakan
Awal/Pemula (Calf Starter) Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet 2
dan 3 minggu (fase pengenalan). Pemberian calf starter ditujukan untuk
membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses
penyapihan hingga usia 4 minggu. Penyapihan (penghentian pemberian air susu)
dapat dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter
0.5 - 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1-2
bulan.
Pakan
Hijauan Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk
diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen. Hijauan tersebut
sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam
memasok zat makanan. Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2-3
minggu.
Perawatan
Sapi Dewasa
Perawatan
yang harus dilakukan pada sapi dewasa meliputi aktivitas perawatan kesehatan
dan perawatan khusus. Aktivitas perawatan kesehatan perlu dilakukan guna menjaga
kondisi sapi agar selalu dalam kondisi sehat. Salah satu cara yang dilakukan
dalam aktivitas perawatan kesehatan ini diantaranya adalah dengan mengontrol
pemberian pakan. Pemberian pakan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan
sapi-sapi tersebut terkena bergagai penyakit seperti diare, kembung dll.
Kemudian
perawatan khusus yang diberikan kepada sapi dewasa meliputi memandikan sapi dan
pemeliharaan kuku. Tujuan utama dari perawatan khusus ini adalah untuk menjaga
kondisi sapi agar tetap sehat dan bersih sehingga terhindar dari berbagai
serangan penyakit dan tentunya dapat meningkatkan kualitas karkas.
Penyakit
Pedet
a. Diare
Penyakit
diare adalah jenis penyakit akut dan menular pada anak sapi. Karena diare sapi
mengeluarkan kotoran terus-menerus dan bila tak tertanggulangi diare dapat
menyebabkan anak sapi mati karena kehabisan cairan. Penyakit ini datangnya
mendadak dengan tanda-tanda anak sapi tampak lesu, tidak ingin menyusu pada
induknya, suhu tubuhnya naik (tinggi), mengeluarkan kotoran cair berwarna kuning keputih-putihan dan berbau busuk.
Pencegahan dan pengobatan dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang, selalu
membersihkan ambing susu induk sapi dengan air hangat yang dicampur dengan disinfektan.
Pengobatan dengan antibiotika sulfa. Obat diberikan melalui mulut atau
dalam air minum.
b. Cacingan
Selain
rentan terkena penyakit diare, pedet juga dihadapkan adanya serangan penyakit
cacingan. Adapaun gangguan parasit yang sering menyerang yakni adanya gangguan
parasit pada usus. Salah satu jenis parasit usus yang sering dilaporkan
menyerang pedet muda adalah toxocariasis. Parasit cacing ini menimbulkan
kerugian yang cukup besar, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada pedet.
c. Radang paru-paru
Penyakit ini tidak kalah berbahayanya
dengan kedua penyakit tersebut diatas. Penyakit radang paru-paru ini dapat
mengakibatkan kematian pada pedet yang berumur 3-8 minggu. Radang paru-paru ini
umumnya disebabkan akibat manajemen pemeliharaan yang kurang baik sehingga
muncul bakteri, virus, jamur, dan parasit.
d. Cacingan
Toxocara vitulorum, merupakan cacing askarid. Stadium dewasanya banyak
dijumpai pada anak sapi (pedet). Akibat dari penyakit cacingan (toxocariasis)
sangat menekan produktivitas ternak, berarti menjadi beban ekonomi bagi
peternak secara berkepanjangan jika tidak dilakukan pengendalian. Walaupun
demikian penyakit parasit cacing khususnya cacing saluran pencernaan yang sering
dijumpai pada pedet adalah gangguan parasit usus. Salah satu jenis parasit usus
yang sering dilaporkan menyerang pedet muda adalah toxocariasis.
Parasit cacing ini menimbulkan kerugian yang cukup besar, bahkan dapat
mengakibatkan kematian pada pedet. Toxocariasis merupakan penyakit yang banyak
ditemukan di negara tropik dengan kelembaban tinggi. Upaya pengendaliannya
menurut mereka sampai saat ini belum jelas, hal ini disebabkan belum adanya
informasi tentang keadaan toxocariasis pada pedet. Tersedianya obat cacing,
umumnya hanya berkhasiat terhadap stadium dewasa, kurang berkhasiat untuk
stadium larva dan telur.
Penyakit Sapi Dewasa
a. Radang
mata menular
Radang
mata menular merupakan suatu penyakit menular akut pada sapi, domba dan kambing
yang ditandai dengan adanya selaput lendir, mata merah yang selanjutnya bisa
berakibat kekeruhan pada kornea mata atau kebutaan. Penyakit ini akan
meyebabkan penurunan berat badan karena ganguan dalam mencari pakan. Radang
mata menular melalui debu, lalat dan percikan air yang tercemar. Pada musim
panas penyakit ini sering dijumpai karena faktor debu dan lalat. Sapi yang
terserang akan mengeluarkan banyak air mata, kadang suhu badan meningkat,
produksi menurun dan nafsu makan turun. Kasus radang mata yang tidak segera ditangani
dengan baik akan menyebabkan kebutaan yang disebabkan kornea mata mengalami
pengeruhan. Pencegahan dan pengobatan dilakukan dengan cara pedet yang terkena
radang mata disemprot dengan menggunakan Terramycine spray pada mata
yang terkena dan dilakukan serutin mungkin untuk menghindari masalah yang lebih
serius yaitu kebutaan pada sapi.
b. Anthrax
Penyakit
ini sangat berbahaya dan dapat menular ke manusia, wilayah yang terkena anthrax
wajib diisolasi dari keluar masuknya ternak minimal sejauh 5 KM sekelilingnya.
Anthrax samapai saat ini belum bisa diobati, sapi potong yang terkena anthrax
wajib dikuburkan dengan cmpuran kapur, daging sapi yang terkena anthrax tidak
boleh dikonsumsi. Gejala anthrax ini diantaranya; nafsu makan hilang, suhu
badan tinggi dan setelah tiga hari turun dibawah suhu normal, keluar darah dari
mulit, hidung dan telinga bahkan kotoranpun akan bercampur dengan darah, di
sekujur tubuh sapi akan muncul pembusukan-pembusukan berwarna hitam, kematian
akibat penyakit anthrax ini sangat cepat dan tidak dapat diobati.
c. Surra
Penyakit
ini juga disebabkan oleh bakteri cirri-ciri terkena penyakit ini demam
berselang seling, nafsu makan kurang, dalam keadaan akut ternak akan
berputar-putar karena terjadi gangguan pada syarafnya. Surra dapat diobati jika
belum dalam keadaan akut, namun jika sapi yang terkena surra mati maka sapi
tersebut harus dibakar dan dikubur, daging sapi yang terkena surra tidak boleh
dikonsumsi.
d. Brucellosis
Penyakit
ini sering menimpa sapi perah, namun juga ditemukan pada sapi potong, penyakit
ini menular dari sapi ke sapi, biasanya sapi yang terkena brucellosis ini akan
selalu mengalami keguguran ketika usia kandungan sekitar 5 bulan. Penyakit ini
dapat menular melalui pakan dan air minum. Untuk mencegah penyakit ini dapat
dilakukan dengan vaksinasi. Demikian dlu beberapa macam penyakit pada ternak
sapi potong untuk kesempatan kali ini, dilain waktu akan dijelaskan tentang
cara pengobatan dan macam penuakit karena parasit dan bakteri.
e. Luka-luka
Penyakit
ini merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan lecet-lecet pada bagian luar
tubuhnya. Biasaya penyakit ini diobati dengan obat semprot gusanex. Tindakan
preventif yang dilakukan pihak perusahaan untuk menanggulangi berbagai penyakit
yaitu dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang dibersihkan setiap hari baik
yang didalam kandang maupun lingkungan sekitar kandang. Apabila dalam
pemeriksaan ditemukan hewan sakit, sebisa mungkin langsung ditangani supaya
tidak tambah parah atau menular ternak yang lain.
f.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Penyakit mulut dan kuku (PMK) disebut
juga foot and mouth disease (FMD) atau Aphtae Epizooticae
(AE). Penyakit mulut dan kuu adalah penyakit akut dan sangat menular yang
menyerang sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan hewan berkuku genap lainnya.
Infeksi ditadai dengan pembentukan lepuh yang kemudian berkembang menjadi erosi
pada selaput lendir mulut, diantara kuku, lekuk koroner kaki dan puting susu.
Pencegahan
penyakit PMK :
·
Laporan Dinas Peternakan kepada Dirjen eternakan dan
Pemda, tentang terdaatnya kejadian pertama PMK
·
Melakukan pemeriksaan dan peneguhan PMK oleh
laboratorium yang berwenang
·
Pernyataan dari pihan Dirjen Peternakan dan Penda
tentang terdaatnya/bebasnya statu daerah terhadap PMK
·
Ketentuan Umum
·
Persyaratan khusus lalu lintas ternak bibit dan potong
Pengendalian penyakit PMK :
·
Vaksinasi
·
Pada pemindahan hewan dari daerah tersangka dan
tertular dan tertular ke suatu daerah perlu dilakukan vaksinasi
·
Daerah terjangkit, tertutup bagi keluar masuknya
hewan. Alat-alat angkutan atau alat lainnya dihapushamakan sebelum meinggalkan
daerah.
·
Virus PMK pada jerami tahan 1 bulan dan yang terbungkus
protein tahan berbulan-bulan
·
Pengobatan terhada penderita PMK dengan serum dan
antibiotika tidak memperoleh hasil yang memuaskan karena hanya infeksi sekunder
saja.
Pemberantasan penyakit PMK :
Pembunuhan hewan yang sakit dan hewan yang berkontak dengan
hewan yang sakit adalah cara yang terbaik untuk memberantas PMK, tetapi hal ini
membutuhkan biaya yang besar, cara ini hanya daat dilakukan pada keadaan yang
khusus seerti daerah wabah.
Perlakukan pemotongan hewan dan daging :
Ternak penderita atau tersangka PMK diijinkan untuk
dipotong. Ternak tersebut daat diangkut ke RPH dan dagingnya bolej
diperjualbelikan setelah dilayukan 24 jam, akan tetapi tulang, jerohan/viscera,
kaki dan kepala harus direbus terlebih dahulu, kulitnya boleh diangkut keluar RPH
dalam keadaan kering sempurna dan setelah direbus.
sangat informatif, terima kasih
ReplyDelete