Friday, 11 July 2014

Perawatan Pedet dan Sapi Dewasa serta Pencegahan Penyakit


Perawatan pedet
Untuk menghasilkan anak sapi yang cukup kuat salah satu caranya induk sapi yang bunting sekurang-kurangnya 6 minggu sebelum beranak sudah dikeringkan dan induk sapi tersebut diberi pakan istimewa dan cukup baik kualitas dan kuantitasnya. Setelah pedet dilahirkan, merupakan periode yang sangat kritis. Oleh karena itu anak sapi perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya .
Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
a.    Penanganan Pedet pada saat lahir
Penanganan Pedet pada saat lahir dilakukan apabila induk tidak bisa berperan secara optimal. Hal ini menjaga agar sifat alami atau tingkahlaku ternak tidak terusak. Bantuan dapat diberikan dengan langkah-langkah sesuai tingkah laku ternak tersebut. Pertama membersihkan semua lendir yang ada dimulut dan hidung demikian pula yang ada dalam tubuhnya, menggunakan handuk (kain) yang bersih. Buat pernapasan buatan bila pedet tidak bisa bernapas. Kemudian potong tali pusarnya sepanjang 10 cm dan diolesi dengan iodin untuk mencegah infeksi lalu diikat. Berikan jerami kering sebagai alas. Dan jangan lupa beri colostrum secepatnya paling lambat 30 menit setelah lahir (Imron, 2009).

 
b.    Pemberian Pakan
Pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet diharapkan semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai. Jenis-jenis bahan pakan anak sapi atau pedet digolongkan menjadi 2 yaitu :
1.    Pakan cair atau likuid : kolostrum, air susu normal, milk replacer
Kolostrum Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekunig-kuningan dan lebih kental dari air susu normal. Mutu kolostrum yaitu Warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan akan lebih baik, karena kaya akan imonoglobulin).
Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS) Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk Replacer/PAS. Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu. Namun kadang-kadang pemberian milk replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet kegemukan.
2.    Pakan padat/kering : konsentrat pemula (calf starter) dan hijauan.
Manajemen Pemberian Pakan Awal/Pemula (Calf Starter) Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet 2 dan 3 minggu (fase pengenalan). Pemberian calf starter ditujukan untuk membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses penyapihan hingga usia 4 minggu. Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 - 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1-2 bulan.
Pakan Hijauan Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen. Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan. Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2-3 minggu.
Perawatan Sapi Dewasa
Perawatan yang harus dilakukan pada sapi dewasa meliputi aktivitas perawatan kesehatan dan perawatan khusus. Aktivitas perawatan kesehatan perlu dilakukan guna menjaga kondisi sapi agar selalu dalam kondisi sehat. Salah satu cara yang dilakukan dalam aktivitas perawatan kesehatan ini diantaranya adalah dengan mengontrol pemberian pakan. Pemberian pakan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan sapi-sapi tersebut terkena bergagai penyakit seperti diare, kembung dll.
Kemudian perawatan khusus yang diberikan kepada sapi dewasa meliputi memandikan sapi dan pemeliharaan kuku. Tujuan utama dari perawatan khusus ini adalah untuk menjaga kondisi sapi agar tetap sehat dan bersih sehingga terhindar dari berbagai serangan penyakit dan tentunya dapat meningkatkan kualitas karkas.
 Penyakit Pedet
a.    Diare
Penyakit diare adalah jenis penyakit akut dan menular pada anak sapi. Karena diare sapi mengeluarkan kotoran terus-menerus dan bila tak tertanggulangi diare dapat menyebabkan anak sapi mati karena kehabisan cairan. Penyakit ini datangnya mendadak dengan tanda-tanda anak sapi tampak lesu, tidak ingin menyusu pada induknya, suhu tubuhnya naik (tinggi), mengeluarkan kotoran cair berwarna  kuning keputih-putihan dan berbau busuk. Pencegahan dan pengobatan dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang, selalu membersihkan ambing susu induk sapi dengan air hangat yang dicampur dengan disinfektan. Pengobatan dengan antibiotika sulfa. Obat diberikan melalui mulut atau dalam air minum.
b.    Cacingan
Selain rentan terkena penyakit diare, pedet juga dihadapkan adanya serangan penyakit cacingan. Adapaun gangguan parasit yang sering menyerang yakni adanya gangguan parasit pada usus. Salah satu jenis parasit usus yang sering dilaporkan menyerang pedet muda adalah toxocariasis. Parasit cacing ini menimbulkan kerugian yang cukup besar, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada pedet.
c.     Radang paru-paru
Penyakit ini tidak kalah berbahayanya dengan kedua penyakit tersebut diatas. Penyakit radang paru-paru ini dapat mengakibatkan kematian pada pedet yang berumur 3-8 minggu. Radang paru-paru ini umumnya disebabkan akibat manajemen pemeliharaan yang kurang baik sehingga muncul bakteri, virus, jamur, dan parasit.
d.   Cacingan
Toxocara vitulorum, merupakan cacing askarid. Stadium dewasanya banyak dijumpai pada anak sapi (pedet). Akibat dari penyakit cacingan (toxocariasis) sangat menekan produktivitas ternak, berarti menjadi beban ekonomi bagi peternak secara berkepanjangan jika tidak dilakukan pengendalian. Walaupun demikian penyakit parasit cacing khususnya cacing saluran pencernaan yang sering dijumpai pada pedet adalah gangguan parasit usus. Salah satu jenis parasit usus yang sering dilaporkan menyerang pedet muda adalah toxocariasis.
Parasit cacing ini menimbulkan kerugian yang cukup besar, bahkan dapat mengakibatkan kematian pada pedet. Toxocariasis merupakan penyakit yang banyak ditemukan di negara tropik dengan kelembaban tinggi. Upaya pengendaliannya menurut mereka sampai saat ini belum jelas, hal ini disebabkan belum adanya informasi tentang keadaan toxocariasis pada pedet. Tersedianya obat cacing, umumnya hanya berkhasiat terhadap stadium dewasa, kurang berkhasiat untuk stadium larva dan telur.

Penyakit Sapi Dewasa
a.    Radang mata menular
Radang mata menular merupakan suatu penyakit menular akut pada sapi, domba dan kambing yang ditandai dengan adanya selaput lendir, mata merah yang selanjutnya bisa berakibat kekeruhan pada kornea mata atau kebutaan. Penyakit ini akan meyebabkan penurunan berat badan karena ganguan dalam mencari pakan. Radang mata menular melalui debu, lalat dan percikan air yang tercemar. Pada musim panas penyakit ini sering dijumpai karena faktor debu dan lalat. Sapi yang terserang akan mengeluarkan banyak air mata, kadang suhu badan meningkat, produksi menurun dan nafsu makan turun. Kasus radang mata yang tidak segera ditangani dengan baik akan menyebabkan kebutaan yang disebabkan kornea mata mengalami pengeruhan. Pencegahan dan pengobatan dilakukan dengan cara pedet yang terkena radang mata disemprot dengan menggunakan Terramycine spray pada mata yang terkena dan dilakukan serutin mungkin untuk menghindari masalah yang lebih serius yaitu kebutaan pada sapi.
b.    Anthrax
Penyakit ini sangat berbahaya dan dapat menular ke manusia, wilayah yang terkena anthrax wajib diisolasi dari keluar masuknya ternak minimal sejauh 5 KM sekelilingnya. Anthrax samapai saat ini belum bisa diobati, sapi potong yang terkena anthrax wajib dikuburkan dengan cmpuran kapur, daging sapi yang terkena anthrax tidak boleh dikonsumsi. Gejala anthrax ini diantaranya; nafsu makan hilang, suhu badan tinggi dan setelah tiga hari turun dibawah suhu normal, keluar darah dari mulit, hidung dan telinga bahkan kotoranpun akan bercampur dengan darah, di sekujur tubuh sapi akan muncul pembusukan-pembusukan berwarna hitam, kematian akibat penyakit anthrax ini sangat cepat dan tidak dapat diobati.
c.    Surra
Penyakit ini juga disebabkan oleh bakteri cirri-ciri terkena penyakit ini demam berselang seling, nafsu makan kurang, dalam keadaan akut ternak akan berputar-putar karena terjadi gangguan pada syarafnya. Surra dapat diobati jika belum dalam keadaan akut, namun jika sapi yang terkena surra mati maka sapi tersebut harus dibakar dan dikubur, daging sapi yang terkena surra tidak boleh dikonsumsi.
d.   Brucellosis
Penyakit ini sering menimpa sapi perah, namun juga ditemukan pada sapi potong, penyakit ini menular dari sapi ke sapi, biasanya sapi yang terkena brucellosis ini akan selalu mengalami keguguran ketika usia kandungan sekitar 5 bulan. Penyakit ini dapat menular melalui pakan dan air minum. Untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan dengan vaksinasi. Demikian dlu beberapa macam penyakit pada ternak sapi potong untuk kesempatan kali ini, dilain waktu akan dijelaskan tentang cara pengobatan dan macam penuakit karena parasit dan bakteri.
e.    Luka-luka
Penyakit ini merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan lecet-lecet pada bagian luar tubuhnya. Biasaya penyakit ini diobati dengan obat semprot gusanex. Tindakan preventif yang dilakukan pihak perusahaan untuk menanggulangi berbagai penyakit yaitu dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang dibersihkan setiap hari baik yang didalam kandang maupun lingkungan sekitar kandang. Apabila dalam pemeriksaan ditemukan hewan sakit, sebisa mungkin langsung ditangani supaya tidak tambah parah atau menular ternak yang lain.
f.     Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Penyakit mulut dan kuku (PMK) disebut juga foot and mouth disease (FMD) atau Aphtae Epizooticae (AE). Penyakit mulut dan kuu adalah penyakit akut dan sangat menular yang menyerang sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan hewan berkuku genap lainnya. Infeksi ditadai dengan pembentukan lepuh yang kemudian berkembang menjadi erosi pada selaput lendir mulut, diantara kuku, lekuk koroner kaki dan puting susu.
Pencegahan penyakit PMK :
·         Laporan Dinas Peternakan kepada Dirjen eternakan dan Pemda, tentang terdaatnya kejadian pertama PMK
·         Melakukan pemeriksaan dan peneguhan PMK oleh laboratorium yang berwenang
·         Pernyataan dari pihan Dirjen Peternakan dan Penda tentang terdaatnya/bebasnya statu daerah terhadap PMK
·         Ketentuan Umum
·         Persyaratan khusus lalu lintas ternak bibit dan potong

Pengendalian penyakit PMK :
·           Vaksinasi
·           Pada pemindahan hewan dari daerah tersangka dan tertular dan tertular ke suatu daerah perlu dilakukan vaksinasi
·           Daerah terjangkit, tertutup bagi keluar masuknya hewan. Alat-alat angkutan atau alat lainnya dihapushamakan sebelum meinggalkan daerah.
·           Virus PMK pada jerami tahan 1 bulan dan yang terbungkus protein tahan berbulan-bulan
·           Pengobatan terhada penderita PMK dengan serum dan antibiotika tidak memperoleh hasil yang memuaskan karena hanya infeksi sekunder saja.
Pemberantasan penyakit PMK :
Pembunuhan hewan yang sakit dan hewan yang berkontak dengan hewan yang sakit adalah cara yang terbaik untuk memberantas PMK, tetapi hal ini membutuhkan biaya yang besar, cara ini hanya daat dilakukan pada keadaan yang khusus seerti daerah wabah.
Perlakukan pemotongan hewan dan daging :
Ternak penderita atau tersangka PMK diijinkan untuk dipotong. Ternak tersebut daat diangkut ke RPH dan dagingnya bolej diperjualbelikan setelah dilayukan 24 jam, akan tetapi tulang, jerohan/viscera, kaki dan kepala harus direbus terlebih dahulu, kulitnya boleh diangkut keluar RPH dalam keadaan kering sempurna dan setelah direbus.

1 comment:

comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...