Tuesday, 24 December 2013

Manajemen Pemeliharaan pedet dan dara

Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Perah Baturraden adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis dibawah Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian dan satu-satunya UPT Pembibitan yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pengembangan sapi perah unggul di Indonesia. BBPTU Sapi Perah Baturraden terletak di sebelah utara kota Purwokerto, selatan lereng Gunung Slamet merupakan kawasan berbukit dengan suhu udara yang dingin, dengan ketinggian sekitar 600 – 650 meter di atas permukaan laut dan curah hujan rata-rata 6.000 – 7.000 mm/ tahun dan kelembaban udara 70 – 80 % merupakan habitat yang cocok untuk pengembangan sapi perah.
Penyebaran informasi tentang BBPTU Sapi Perah Baturraden didukung oleh lokasi balai yang terletak di kawasan wisata Baturraden yang merupakan salah satu tujuan wisata berskala internasional. Pengembangan kawasan Baturraden yang dilaksanakan oleh Kabupaten Banyumas sebagai daerah pariwisata disikapi dengan pengembangan agrowisata dengan melakukan penataan dan pemenuhan sarana serta menjalin kerjasama dengan stakeholder. Kebutuhan bibit sapi perah yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan permintaan kebutuhan susu sebagai bahan baku dan bahan makanan sumber protein menuntut balai ini agar mampu meningkatkan kinerja berupa peningkatan produksi bibit.
            Pengembangan pembibitan sapi perah memiliki potensi yang cukup besar dalam rangka mengurangi ketergantungan impor produk susu maupun impor bibit sapi perah. Untuk itu pemerintah berkewajiban membina dan menciptakan iklim usaha yang mendukung usaha pembibitan sapi perah sehingga dapat memproduksi bibit ternak untuk memenuhi kebutuhan jumlah dan mutu sesuai standar. Disamping itu,  pemberian fasilitas bagi peningkatan nilai tambah produk bibit seperti antara lain pemberian sertifikat kepada para peternak sebagai bentuk penghargaan atas usaha yang dapat mengurangi permasalahan import susu di negara kita.
Seorang pembibit akan menternakkan semua anak ternaknya, betina maupun pejantan, dan menjual kelebihan stocknya sebagai ternak bibit. Perusahaan / Peternak penghasil air susu komersial mempunyai berbagai pilihan dari beberapa alternatif  tujuan peternakan. Bila mempunyai tujuan beternak tunggal, maka peternak tersebut akan menternakkan semua sapi daranya dan mengeluarkan pejantan secepat mungkin. Bila peternak mempunyai tujuan menternakkan ternak dwiguna yang umumnya terjadi di daerah tropik, bahkan ternak triguna telah umum ada yaitu menternakkan semua pedetnya sebagai pejantan, pedaging atau untuk ternak kerja. Hal ini kadang-kadang sukar terlaksana karena mortalitas pedet sangat tinggi. Keberhasilan ternak sapi yang dipelihara akan sangat menentukan keberhasilan usaha peternakan. Usaha untuk meningkatkan produksi peternakan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan menggunakan bibit yang bermutu baik, pemberian pakan yang cukup dan berkualitas baik. Tanpa penggunaan bibit yang berkualitas baik, pemberian pakan yang baik, maka sudah dapat dipastikan bahwa usaha yang diharapkan atau bahkan mungkin mengalami kegagalan sama sekali. Gangguan kesehatan pada pedet dalam suatu peternakan tidak dapat dihindari. Manajemen pemeliharaan pedet merupakan salah satu bagian dari proses penciptaan bibit sapi yang bermutu. Untuk itu maka sangat diperlukan penanganan yang benar mulai dari sapi itu dilahirkan sampai mencapai usia sapi dara.

Perumusan Masalah
1. Bagaimana tatalaksana perawatan sapi pedet dan dara?
2. Bagaimana manajemen pakan yang diberikan pada sapi pedet dan dara?
3. Apa saja jenis kandang yang digunakan untuk sapi pedet dan dara?
4. Bagaimana sistem pemeliharaan sapi pedet dan dara?




Perawatan Ternak

2.1.1 Perawatan Sapi Pedet

Pedet yang baru lahir perlu mendapat perhatian secara khusus.  Sebab pedet yang baru beberapa hari atau beberapa minggu lahir dapat terjadi mati lemas, infeksi, dan lain sebagainya jika kurang diperhatikan.
a.    Menghindari Pedet Mati Lemas
Pedet yang baru saja lahir sering mengalami mati lemas, akibat pada saat lahir mulut dan lubang hidungnya tertutup lendir.  Oleh karena itu, lendir yang menutup lubang hidung dan mulut harus secepatnya dibersihkan.  Tubuh pedet dapat disiram dengan air dingin atau lidahnya ditarik supaya pedet dapat bernafas normal.  Jika dengan cara tersebut tidak berhasil, maka perlu diusahakan nafas buatan dengan cara membaringkan pedet, kemudian dilakukan massage sampai pada anggota kaki. Berdasarkan hasil dari kunjungan di BBPTU Baturraden, penanganan pedet setelah lahir hal yang harus dilakukan yaitu dengan membersihkan lendir agar pedet terhindar dari kematian. Hal tersebut juga dilakukan di Exfarm untuk menanggulangi bahaya pedet mati lemas.
b.    Menghindari Infeksi
          Masalah kedua yang dihadapi peternak sesudah pedet itu lahir yaitu jika tali pusarnya tidak lepas. Apabila hal ini terjadi maka peternak harus segera melakukan pemotongan tali pusar dan disisakan sepanjang 7,5-10 cm.  Sisa potongan tali pusar itu diikat dengan tali yang tipis kira-kira 2,5 cm dari badan, kemudian bekas potongan tadi ditaburi sulfa-powder atau diolesi dengan obat merah untuk mencegah terjadinya infeksi scours (diare). Pada kunjungan di BBPTU Baturraden, untuk menghindari pedet terkena infeksi juga dengan cara memotong tali pusar setelah keluar dari induk. Tidak berbeda dengan pedet yang berada di exfarm, pemotongan tali pusar juga dilakukan setelah keluar dari induk untuk menghindari terjadinya infeksi pada pedet.  
     c.    Membersihkan Lendir dan Menyusukan Pedet Secepat Mungkin
            Segera sesudah pedet lahir, secara ilmiah induk akan membersihkan seluruh lendir yang menyelubungi tubuh pedet dengan cara menjilat-jilat sampai kering.  Jika induk belum melakukan hal ini, maka peternak harus melakukan pembersihan lendir tersebut secepatnya.  Sesudah lendir bersih atau lebih kurang 30 menit. Sesudah pedet lahir, biasanya pedet mulai dapat berdiri kemudian berjalan mencari puting induk dan mulai menyusu.  Jika pedet belum berhasil mencari puting induk, maka peternak harus menolong dan mengarahkan puting induk seawal mungkin.  Pedet yang ada di BBPTU Baturraden penanganan setelah lahir juga dengan membersihkan lendir menggunakan kain lap. Sama halnya dengan pedet yang ada di exfarm yaitu dengan membersihkan lendir dihidung untuk menghindari terjadinya kematian.  Untuk melatih pedet menyusu harus dilakukan secepat mungkin agar pedet terbiasa menyusu pada induknya.
d.   Mengupayakan Pedet Memperoleh Colostrum
Pedet yang baru saja lahir lebih baik dibiarkan bersama-sama induknya selama 24-36 jam untuk memberi kesempatan memperoleh susu pertama atau kolostrum.  Kolostrum adalah produksi susu awal yang berwarna kuning, agak kental dan berubah menjadi susu biasa sesudah 4-5 hari.  Jadi, kolostrum hanya berlangsung 4-5 hari atau bisa sampai seminggu, sesudah itu akan berubah menjadi susu biasa.  Pemberian kolostrum pada pedet di BBPTU diberikan selama seminggu setelah pedet lahir. Sama halnya dengan pemberian kolostrum pada pedet di exfarm lama pemberiannya yaitu sekitar seminggu setelah pedet lahir.  Tetapi apabila induk menderita radang ambing (mastitis)  atau sebab lain sehingga tidak mengeluarkan kolostrum, maka pedet harus diberi kolostrum dari induk lain atau kolostrum buatan yang terdiri dari campuran : 0,5 liter susu murni, 1 butir telur, 0,25 liter air, dan 1 sendok teh kastroli. Kolostrum buatan ini diberikan pada pedet selama 4 hari.

2.1.2 Perawatan Sapi Dara
Sapi dara ialah sapi-sapi betina umur sembilan bulan sampai beranak yang pertama. Sapi dara termasuk sapi-sapi muda yang laju pertumbuhannya masih berlangsung terus. Pada umumnya sapi perah dipelihara secara intensif.  Perawatan dara meliputi :
a.    Pemberian Pakan dan Air Minum
Bagi sapi-sapi yang dipelihara secara intensif, makanan yang diberikan terdiri dari hijauan dan makanan penguat sepertin jagung giling, dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, dan lain-lain. Bahan makanan berupa rumput atau hijauan diberikan 10% dari bibit badan. Sedangkan makanan penguat diberikan sebanyak 2-3 kg per ekor.
b.    Pemotongan Kuku
Sapi-sapi yang berada di dalam kandang terus-mmenerus setiap hari, kuku akan menjadi lebih lunak karena sering terkena air kencing dan kotoran sapi itu sendiri. Padahal kuku akan terus tumbuh menjadi panjang, sedangkan gesekan kuku dengan benda lain atau lantai akan menimbulkan kedudukan kuku (tracak) dan posisi kuku salah. Hal ini akan mengakibatkan bidang dasar tracak bergeser sehingga titik berat badan jatuh pada kuku bagian belakang yang lemah. Kondisi kuku semacam ini akan mempengaruhi bentuk tubuh sapi, punggung akan melengkung seperti busur. Oleh karena itu kuku perlu dirwat secara khusus, dengan cara dipotong secara teratur setiap 6 bulan sekali.
Tujuan pemotongan kuku adalah untuk mengembalikan bentuk kuku yang normal. Cara pemotongannya adalah bagian lapisan tanduk pada telapak kaki dipotong sampai rata, atau dipotong menjadi agak cekung. Dengan demikian berat badan sapi terbagi merata pada keempat kaki.
c.    Memandikan Sapi
Sapi yang tinggal di dalam kandang akan mudah kotor akibat kotoran sapi itu sendiri yang menempel pada kulit atau bulu saat mereka berbaring, ditambah daki atau kotoran yang melekat di sela-sela bulu yang terdiri dari timbunan debu bercampur keringat yang telah mengering. Kotoran yang melekat pada tubuh ini akan dapat mengganggu pengeluaran keringat dan pengaturan panas tubuh, sehingga peredaran darah pun terganggu. Oleh karena itu, peternak harus rajin memandikan sapi dengan cara menyikat kulit, sehingga kulit menjadi bersih dan bulu-bulu yang rontok pun akan bersih.  Pada saat sapi dimandikan, sekaligus dapat dilakukan pemotongan bulu-bulu panjang yang tumbuh di sekitar lipatan paha. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari melekatnya kotoran yang tebal.

Memandikan sapi secara rutin mutlak dilakukan karena akan berpengaruh besar terhadap :
1.    Kesehatan sapi, sebab kulit yang bersih bakteri dan parasit tidak mudah berinfeksi.
2.    Pengaturan susu dan peredaran darahdalam tubuh tidak terganggu, sehingga produksi susu lebih stabil.
3.    Kemungkinan pengotoran produksi susu pada saat dilakukan pemerahan sangat kecil.
Sapi dara di BBPTU dimandikan sehari 2 kali untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak itu sendiri. Hal ini sama dengan sapi dara yang ada di Exfarm yaitu sapi-sapi di Exfarm dimandikan sehari 2 kali pagi dan sore. Ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ternak.

2.2 Perkandangan
2.2.1 Kandang Pedet
Pedet yang lahir dalam kondisi sehat serta induk sehat di satukan dalam kandang bersama dengan induk, diberi sekat agar pergerakan pedet terbatas. Diharapkan pedet mendapat susu secara ad-libitum, sehingga nutrisinya terpenuhi. Selain itu pedet dapat mulai mengenal pakan yang dikonsumsi induk yang kelak akan menjadi pakan hariannya pedet tersebut setelah lepas sapih.
Perlakuan ini haruslah dalam pengawasan yang baik sehingga dapat mengurangi kecelakaan baik pada pedet atau induk. Bagi pedet yang sakit, pedet dipisah dari induk dan dalam perawatan sampai sembuh sehingga pedet siap kembali di satukan dengan induk atau induk lain yang masih menyusui. Selama pedet dalam perawatan susu diberikan oleh peternak sesuai dengan umur dan berat badan (Imron, 2009).
Menurut Soetarno 2003, selama 3-4 hari setelah lahir pedet biasaanya belumdipisahkan dari induknya, agar dapar memperolah kolostrum sepenuhnya. Setelah itu, pedet di tempatkan di dalam kandang pembesaran, baik berupa kandang observasi (observation pens), kandang individu (individual pens), maupun kandang kelompok (group pens). Di sini pedet mulai dilatih untuk mengkonsumsi suplemen makan.
Pedet di BBPTU sapi perah baturaden kandang yang digunakan adalah kandang Koloni yaitu kandang G dan kandang E serta kandang individu setelah lepas sapih. Kandang koloni yaitu kandang yang tidak berpetak atau tidak diberi jarak. Sedangkan d exfarm kandang  pedet berada sama dengan sapi-sapi perah yang lain atau dijadikan satu dengan sapi-sapi perah yang lain, tetapi berpetak atau di beri jarak antara pedet dengan sapi perah yang lain.

2.2.2 Kandang Dara
Bangunan kandang harus memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman bagi sapi dan tidak menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan tatalaksana. Oleh karena itu, konstruksi, bentuk, macam kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna, dinding, atap, lantai, tempat pakan, tempat minum, drainase, dan bak penampungan kotoran yang baik pula. Tanpa kandang, peternak sangat sulit untuk melakukan kontrol, pemberian pakan, pengawasan, pemerahan, dan pengumpulan kotoran.

Persyaratan khusus kandang sapi dara yaitu :
1.         Ukuran kandang yang dibuat untuk sapi betina dewasa adalah 1,8 x 2 m, dengan tinggi atas ± 2-2,5 m daritanah.
2.        Ukuran bak pakan : panjang x lebar = bersih 60 x 50 cm
3.        Ukuran bak minum : panjang x lebar = bersih 40 x 50 cm
4.        Tinggi bak pakan dan minum bagian dalam 40 cm (tidak melebihi tinggi persendian siku sapi) dan bagian luar 80 cm
5.        Tinggi penghalang kepala sapi 100 cm dari lantai kandang
6.        Lantai jangan terlalu licin dan terlalu kasar serta dibuat miring (bedakan ± 3 cm). Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah di alasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
7.        Selokan bagian dalam kandang untuk pembuangan kotoran, air kencing dan air bekas mandi sapi : Lebar (L) x Dalam selokan (D) = 35 x 15 cm
8.        Selokan bagian luar kandang untuk pembuangan bekas air cucian bak pakan dan minum : L x D = 10 x 15 cm
9.        Tinggi tiang kandang sekurang-kurangnya 200 cm dari lantai kandang
10.    Atap kandang dibuat dari genteng serta luas atap 50 cm lebih luas dari bangunan sehingga air hujan tidak masuk.
11.    Letak kandang diusahakan lebih rendah dari sumber air dan lebih tinggi dari lokasi tanaman rumput. (Hasanudin, 1988). Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m). Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan kelembaban 75%. Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya.

Macam Kandang Sapi Dara yaitu :
a.     Kandang tunggal, hanya satu baris.
b.     Kandang ganda, di sebut juga tail to tail dan saling berhadapan.

Kandang dara di BBPTU yaitu menggunakan kandang freestall. Kandang freestall dara sebelah utara dengan populasi 49 ekor dan sebelah selatan 68 ekor. Sedangkan di exfarm menggunakan kandang seperti pada pedet yaitu kandang yang bercampur dengan pedet tetapi diberi jarak antara sapi satu dengan sapi yang lain.

1.3    Pemberian Pakan
1.3.1    Pakan Pedet
Pemberian Pakan Anak Sapi / Pedet diharapkan semaksimal mungkin mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi yang baik pada saat masih pedet akan memberikan nilai positif saat lepas sapih, dara dan siap jadi bibit yang prima. Sehingga produktivitas yang optimal dapat dicapai.
a.    Proses Pencernaan Pada Sapi Pedet.
Menurut Imron 2009, untuk dapat melaksanakan program pemberian pakan pada pedet, ada baiknya kita harus memahami dulu susunan dan perkembangan alat pencernaan anak sapi. Perkembangan alat pencernaan ini yang akan menuntun bagaimana langkah-langkah pemberian pakan yang benar. Sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu Rumen (perut handuk), Retikulum (perut jala), Omasum (perut buku) dan Abomasum (perut sejati). Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa.
Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat dewasa. Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput.
b.    Jenis-jenis Pakan Anak Sapi / Pedet
Jenis bahan pakan untuk anak sapi dapat digolongkan menjadi dua yaitu Pakan cair/likuid berupa kolostrum, air susu normal, milk replacer dan Pakan padat/kering berupa konsentrat pemula (calf starter) dan hijauan.
Kolostrum adalah air susu yang dikeluarkan dari ambing sapi yang baru melahirkan, berwarna kekunig-kuningan dan lebih kental dari air susu normal. Komposisi kolostrum yaitu, Kolostrum lebih banyak mengandung energi, 6 kali lebih banyak kandungan proteinnya, 100 kali untuk vitamin A dan 3 kali lebih kaya akan mineral dibanding air susu normal, Mengandung enzym yang mampu menggertak sel-sel dalam alat pencernaan pedet supaya secepatnya dapat berfungsi (mengeluarkan enzim pencernaan). mengandung sedikit laktosa sehingga mengurangi resiko diare. Mengandung inhibitor trypsin, sehingga antibodi dapat diserap dalam bentuk protein. Kolostrum kaya akan zat antibodi yang berfungsi melindungi pedet yang baru lahir dari penyakit infeksi. Kolostrum juga dapat menghambat perkembangan bakteri E. coli dalam usus pedet (karena mengandung laktoferin) dalam waktu 24 jam pertama. Sedangkan mutu kolostrum warna dan kekentalannya menunjukan kualitasnya (kental dan lebih kekuning-kuningan akan lebih baik, karena kaya akan imonoglobulin). Kualitas kolostrum akan rendah apabila lama kering induk bunting, kurang dari 3 - 4 minggu, sapi terus diperah sampai saat melahirkan. Sapi induk terlalu muda, ambing dan puting susu tidak segera dibersihkan saat melahirkan maupun saat akan diperah (Soetarno, 2003).
Milk Replacer atau Pengganti Air Susu (PAS) Pada fase pemberian susu untuk pedet, air susu sapi asli dapat diganti menggunakan Milk Replacer/PAS. Milk Replacer yang baik kualitasnya dapat memberikan pertambahan bobot badan yang sama dengan kalau diberi air susu sampai umur 4 minggu. Namun kadang pemberian milk replacer mengakibatkan sapi lambat dewasa kelamin dan sering mengakibatkan pedet kegemukan. Milk replacer yang baik dibuat dari bahan baku yang berasal dari produk air susu yang baik seperti ; susu skim, whey, lemak susu dan serealia dalam jumlah terbatas. Milk replacer sebaiknya diberikan pada saat pedet berusia antara 3 - 5 minggu dan jangan diberikan kepada pedet yang berusia kurang dari 2 minggu. Pedet yang berusia kurang dari 2 minggu belum bisa mencerna pati-patian dan protein selain casein (protein susu).
Pakan padat/kering konsentrat pemula (calf starter) dan hijauan. Manajemen Pemberian Pakan Awal/Pemula (Calf Starter) Pemberian calf starter dapat dimulai sejak pedet 2 - 3 minggu (fase pengenalan). Pemberian calf starter ditujukan untuk membiasakan pedet dapat mengkonsumsi pakan padat dan dapat mempercepat proses penyapihan hingga usia 4 minggu. Tetapi untuk sapi calon bibit dan donor penyapihan dini kurang diharapkan. Penyapihan (penghentian pemberian air susu) dapat dilakukan apabila pedet telah mampu mengkonsumsi konsetrat calf starter 0.5 - 0.7 kg kg/ekor/hari atau pada bobot pedet 60 kg atau sekitar umur 1- 2 bulan.
Tolak ukur kualitas calf starter yang baik adalah dapat memberikan pertambahan bobot badan 0.5 kg/hari dalam kurun waktu 8 minggu. Kualitas calf starter yang dipersyaratkan yaitu Protein Kasar 18 - 20%, TDN 75 - 80%, Ca dan P, 2 banding 1, kondisi segar, palatable, craked (Imron, 2009).
Manajemen Pemberian Pakan Hijauan Pemberian hijauan kepada pedet yang masih menyusu, hanya untuk diperkenalkan saja guna merangsang pertumbuhan rumen. Hijauan tersebut sebenarnya belum dapat dicerna secara sempurna dan belum memberi andil dalam memasok zat makanan. Perkenalkan pemberian hay/rumput sejak pedet berumur 2 - 3 minggu. Berikan rumput yang berkualitas baik yang bertekstur halus. Jangan memberikan silase pada pedet (sering berjamur), selain itu pedet belum bisa memanfaatkan asam dan NPN yang banyak terdapat dalam silase. Konsumsi hijauan harus mulai banyak setelah memasuki fase penyapihan.
Pemberian pakan pedet di BBPTU berupa pemberian susu pada pukul 05.00 pagi, setelah 2,5 jam dari pemberian susu diberi konsentrat kurang lebih pada pukul 08.00 pagi, dan setelah itu pemberian pakan hijauan. Pemberian konsentrat dilakukan sehari 2kali yaitu pagi dan sore dan pemberian hujauan hanya sehari sekali. Sedangkan di Exfarm pemberian pakan pada pedet yaitu pemberian susu terlebih dahulu, setelah itu diberi pakan konsentrat sekitar pukul 05.00 pagi dan sekitar pukul 08.00 siang setelah pemerahan diberi pakan hijauan. Pakan hijauan diberikan 2kali sehari yaitu pagi dan sore, sedangkan pakan konsentrat diberikan sehari sekali pada saat pagi hari.

2.3.2 Pakan sapi dara
Pakan sapi terdiri dari hijauan sebanyak 60% (Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja, daun jagung, daun ubi dan daun kacang-kacangan) dan konsentrat (40%). Umumnya pakan diberikan dua kali per hari pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan pada sapi perah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system penggembalaan, system perkandangan atau intensif dan system kombinasi keduanya. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1 - 2% dari BB.
Sapi dara berumur 6 bulan keatas sudah mampu mencerna bahan makanan yang serat kasarnya tinggi karena daya cernanya sudah sempurna. Makanan terdiri dari hijauan rumput 20 kg/hari/ekor yang mengandung 12 % atau 13 % protein kasar. Apabila dalam pemeliharaanya berada pada kondisi tropis, makan perlu di tambahkan makanan penguat sebanyak 1-1,5 kg/ekor/hari, dan apabila hijauan jelek makan cukup sekali di beri konsentrat 2-3kg/ekor/hari. Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan perhari.Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara intensif dikombinasikan dengan penggembalaan.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi complete feed berbahan baku lokal. Pemberian ransum lebih efisien karena complete feed adalah makanan lengkap yang telah mengandung sumber serat, energi, protein dan semua nutrien yang dibutuhkan untuk mendukung kinerja produksi dan reproduksi ternak. Selain itu, teknologi complete feed merupakan teknologi dengan preference ranking tertinggi yang dipilih oleh peternak di Kabupaten Enrekang karena mampu mengurangi penggunaan tenaga kerja serta waktu pemberian pakan (Baba dkk., 2011). Jika teknologi complete feed berbahan baku lokal dapat dikembangkan di Kabupaten Enrekang, maka masalah kelangkaan pakan, persaingan lahan dengan sub sektor lain serta ancaman longsor akibat penanaman lereng pegunungan dapat dihindari. 
            Pemberian pakan dara di BBPTU berupa pakan hijauan, pakan complete feed yaitu konsentat ditambah hijauan dan pakan konsentrat. Complete feed diberikan pada ternak yang berumur 8 bulan. Sedangkan di Exfarm pemberian pakan pada dara berupa konsentrat pada pagin hari dan pemberian hijauan pagi dan sore. Di exfarm sapi tidak diberi pakan complete feed.

2.4 Sistem Pemeliharaan
2.4.1 Sistem Pemeliharaan Pedet
Pemeliharaan pedet membutuhkan ketelitian, kecermatan, dan ketekunan dibandingkan dengan pemeliharaan sapi dewasa, sebab kesalahan pemeliharaan akan menyebabkan pedet lemah dan sukar dibesarkan nantinya. Pemisahan pedet dari induknya setelah berumur 24 sampai 36 jam. Setelah pedet dipisah dari induknya, ia perlu diajarkan minum susu dari ember. Apabila pedet tidak mau minum sendiri, maka basahilah tangan kita dengan susu dan masukkan ke dalam mulutnya.
Pemeliharaan anak sapi di padang rumput dapat juga dilakukan, tetapi harus diperhatikan bahwa padang rumput untuk pedet hendaknya terpisah dari padang rumput untuk sapi dewasa, agar pedet tidak diganggu oleh sapi dewasa dan terhindar dari parasit yang menular. Pedet dapat dilepas di padang rumput setelah berumur 4-6 bulan karena ketika itu ia sudah tahan terhadap penyakit dan mempunyai daya beradaptasi yang besar. Pedet yang dilepas harus cukup mendapat air dan tempat berteduh.
Pedet yang ada di BBPTU dipelihara hanya di dalam kandang. Hal ini sama dengan pemeliharaan pedet yang ada di Exfarm. Dan pedet di BBPTU dipelihara secara individual.

2.4.2 Sistem Pemeliharaan Dara
Pertumbuhan sapi dara sebelum melahirkan anak pertama bergantung sekali pada cara pemeliharaan dan pemberian ransum. Umumnya para peternak sering mengabaikan pemeliharaan yang sebaik-baiknya. Hal ini terjadi karena biaya pemeliharaan yang tinggi. Pemeliharaan sapi dara hendaknya ditujukan untuk percepatan pertumbuhan, dengan cara memperhatikan kualitas dan kuantitas ransum yang diberikan pada ternak tersebut. Pemeliharaan akan lebih ekonomis apabila dilakukan di padang rumput, jika dibandingkan dengan pemeliharaan yang dilakukan hanya di kandang saja. Selain dilepas di padang rumput, sapi juga diberikan makanan penguat sesuai dengan kebutuhannnya.
Sapi-sapi dara yang ada di BBPTU sistem pemeliharaannya bebas atau di lepas di padang rumput. Hal ini bertujuan untuk memperlancar peredaran darah, mendapatkan sinar matahari langsung dan meningkatkan kesehatan. Sedangkan sapi-sapi yang ada di Exfarm sistem pemeliharaannya hanya di kandang saja tetapi kadang sapi diajak jalan atau exercise untuk melancarkan peredaran darah.








No comments:

Post a Comment

comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...