PENDAHULUAN
Dalam setiap kegiatan usaha budidaya ternak baik ternak unggas maupun
ternak lainnya, penyakit merupakan masalah yang harus selalu diwaspadai
keberadaannya. Ternak yang terserang penyakit dapat menurunkan tingkat produksi
dan bahkan dapat menyebabkan ternak yang bersangkutan mati. Dampak yang
ditimbulkan adalah peternak menderita kerugian dari usaha yang
dijalankannya. Ternak ruminansia
baik besar maupun kecil juga kadang diberikan vaksinasi untuk pencegahan
penyakit. Pada kesempatan kali ini, kami akan mencoba memfokuskan pada ternak
ayam niaga pedaging dan ayam niaga petelur.
Ayam niaga pedaging (ayam broiler) dan ayam niaga petelur merupakan ayam
ras finansial stok yang ditujukan untuk konsumsi. Ayam ras ini sangat populer
di masyarakat. Produk dari ayam ras, baik daging maupun telurnya harganya lebih
murah dibandingkan dengan produk dari ayam bukan ras (ayam buras). Selain itu,
waktu pemeliharaan untuk ayam pedaging dengan waktu 35 sampai 40 hari sudah
bisa dipanen. Ayam ras ini, dalam pemeliharaan maupun budidayanya umumnya
dilakukan secara intensif. Pada kenyataannya walaupun produksinya lebih tinggi
dibandingkan dengan ayam buras, akan tetapi ayam ras lebih rentan terkena
penyakit. Oleh karena itu diperlukan adanya pencegahan penyakit, salah satunya
dengan cara vaksinasi. Vaksinasi merupakan kegiatan memasukkan virus yang telah
dilemahkan virulensinya, sehingga ternak menjadi kebal terhadap serangan virus
sejenis.
PEMBAHASAN
Program vaksinasi merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
di kalangan peternak ayam petelur. Mengapa? Seperti kita ketahui bersama, ayam
petelur mempunyai jangka waktu hidup yang lebih lama dibandingkan dengan ayam
pedaging yang notabene hanya 2-3 bulan dan langsung dipanen. Berbeda dengan
ayam ras petelur termasuk ayam kampung petelur yang akan diafkir setelah 2 tahun.
Oleh karenanya kita sebagai peternak wajib melakukan vaksinasi untuk menjaga
kesehatan ayam sehingga kita dapatkan ayam layer yang sehat, mampu
bertelur dalam rentang waktu sekitar 11/2 tahun dan menghasilkan telur
yang berkualitas selama ayam dalam masa produktif (Sauvana, J, 2009).
Banyak di kalangan peternak yang berpikir bahwa vaksin merupakan biaya yang
cukup mahal, sehingga sering seadanya atau bahkan ditiadakan sama sekali.
Padahal jika vaksinasi dilakukan secara benar maka akan diperoleh hasil yang
lebih baik dan tidak sebanding dengan biaya yang kita keluarkan karena program
vaksinasi yang dilakukan secara benar akan menjaga kondisi kesehatan ayam
dengan cara pembentukan antibody.
Vaksinasi
mempunyai beberapa point penting yang harus diperhatikan yaitu (Sauvana, J,
2009):
-
Vaksin
-
Metode vaksinasi
-
Dosis vaksin
-
Jadwal vaksinasi
-
Waktu pemberian vaksinasi
-
Cara penyimpanan vaksin
Jika
dibandingkan antara berbagai table yang kami cantumkan, baik table vaksinasi
dari breeder, buku referensi dan modifikasi kami, ternyata jenis vaksin yang
digunakan tidak jauh berbeda yaitu (Sauvana, J, 2009):
-
Vaksin Marek
Vaksin ini
digunakan untuk mencegah penyakit Marek dan diberikan secara subcutan atau
intramuskular pada DOC. Biasanya vaksin ini sudah dilakukan oleh breeder.
Menurut literature vaksinasi dilakukan dengan injeksi subcutan di bawah leher.
- Vaksin ND + IB
Vaksin ini
digunakan untuk mencegah penyakit Newcastle Disease dan Infectious Bronchitis.
Cara pemberian vaksin ini ada 2 cara yaitu dengan tetes mata dan suntik injeksi
intramuskular pada bagian dada. Perbedaan metode vaksin ini dikarenakan
perbedaan umur ayam yang akan divaksin.
- Vaksin IB
Vaksin IB
digunakan untuk menimbulkan kekebalan ayam terhadap Infectious Bronchitis.
Pemberian vaksin ini sangat mudah yaitu dengan mencampurkannya dalam air minum.
-
Vaksin ND
Pemberian
vaksin ini bertujuan mencegah timbulnya penyakit Newcastle Disease pada unggas.
Vaksin ini juga dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan pemberian tetes mata,
metode injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada dada.
- Vaksin Cocci
Vaksin Cocci
ini sangat mahal harganya, sehingga kadangkala banyak peternak yang melewati
vaksin ini karena dalam beberapa pakan ayam jadipun sudah mengandung
koksidiostat. Cara pemberian vaksin ini terdapat 2 kategori ada yang
menggunakannya melalui air minum dan ada juga yang menyemprotkannya ke pakan.
-
Vaksin Gumoro
Vaksin gumoro juga diberikan pada
air minum.
-
Vaksin Coryza
Vaksin
coryza ini digunakan untuk mencegah timbulnya wabah Snot atau Coryza. Cara
pemberian vaksin ini dilakukan dengan injeksi intramuskuler pada dada atau
paha. Menurut SHS, petunjuk pemakaian vaksin ini adalah sbb:
Double injeksi 0,5-1 ml pada ayam
umur 10 minggu
Initial dose 0,5-1 ml pada ayam umur
4-6 minggu
Booster 0,5-1 ml pada ayam umur
14-16 minggu
Injeksi dilakukan pada otot paha untuk mendapatkan
kekebalan
-
Vaksin Fowl Pox/Cacar
Vaksinasi
cacar ini sangat berbeda dengan vaksin-vaksin lainnya. Pemberian vaksin ini
dilakukan dengan metode tusuk sayap. Vaksin ini dikemas dalam satu vial
berbentuk cairan emulsi.
Petunjuk pemakaian dan dosisnya
menurut Vaksindo adalah sebagai berikut:
1.
Kocok vaksin sampai emulsinya menjadi rata (homogen) sebelum dipakai.
2.
Bentangkan sayap ayam sedemikian rupa sehingga “wingweb”nya terlihat jelas.
3.
Celupkan jarum yang tersedia ke dalam vaksin
4.
Tusuk wingweb dengan jarum tersebut hingga tembus.
5.
Satu dosis vaksin setara dengan 0,01 ml
6.
Vaksinasi dilakukan pada ayam umur 4-7 minggu dan dapat diulang pada umur 8-12 minggu.
7.
Lima sampai tujuh hari setelah vakinasi akan terjadi kekebalan ditandai dengan
terbentuknya sarang pox. Sarang pox akan mengecil dan menghilang setelah 21
hari.
- Vaksin ILT
Vaksinasi
ILT bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh ayam terhadap terjadinya infeksi
pada saluran laringotracheal. Cara pemberian vaksin ini adalah tetes mata,
tetes hidung dan pemberian pada air minum.
-
Vaksin EDS
Vaksin ini
selain merupakan booster untuk ND dan IB, vaksin ini juga digunakan untuk
mencegah terjadinya Egg Drop Syndrom pada ayam layer. Vaksinasi ini dilakukan
dengan melakukan injeksi intramuskuler pada dada.
- Vaksin AI
Vaksinasi
ini mulai merebak setahun belakangan ini akibat adanya kasus flu burung yang
melanda Thailand, China dan Malaysia. Di beberapa wilayah Indonesia juga
terjangkit wabah flu burung. Penyakit ini juga membuat kerugian yang
sangat luar biasa karena seluruh ayam yang terkena harus dimusnahkan. Namun,
flu burung ini dapat ditanggulangi dengan melakukan vaksinasi sejak dini yaitu
melakukan vaksinasi pada anak-anak ayam atau pada ayam dewasa agar terbentuk
kekebalan tubuh terhadap serangan flu burung yang dicurigai disebarkan melalui
burung-burung liar yang melakukan migrasi. Vaksin ini dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan injeksi subcutan dan injeksi intramuskuler pada otot dada.
Perbedaan ini didasari oleh umur ayam yang akan dilakukan vaksinasi. Menurut
Vaksindo sebagai produsen, spesifikasi dan petunjuk pemakaian vaksin ini
adalah sbb:
VAKSIFLU AIÃ’
adalah vaksin inaktif yang dibuat dari virus Avian Influenza (AI) isolat
lapangan (autovaksin) subtipe H5N1.
Kegunaan ; Vaksin ini
digunakan untuk menimbulkan kekebalan terhadap virus AI subtipe H5N1 pada ayam
atau unggas lainnya.
Program Vaksinasi
Ayam
pedaging (broiler)
Umur
Ayam Jenis Vaksin Cara Vaksinasi
4-7
hari
Vaksiflu AI Di bawah kulit
pada pangkal leher 0,2 ml
Ayam Petelur (layer) atau Breeder
Umur
Ayam Jenis Vaksin Cara
Vaksinasi
4-7
hari
Vaksiflu AI Di bawah kulit pada
pangkal leher 0,2 ml
3-4
minggu Vaksiflu
AI Di bawah kulit pada
pangkal leher 0,5 ml
Setiap 3-4
bulan Vaksiflu AI Suntik otot di dada
0,5 ml
Terdapat berbagai macam cara vaksinasi pada ternak ayam ras. Peternak
dipersilahkan untuk memilih cara vaksinasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi
ayam, umur ayam, dan ketersediaan vaksinnya. Beberapa cara vaksinasinya adalah
sebagai berikut (Priyono, 2010):
1. Tetes
Mata atau Hidung
Cara vaksinasi ini umumnya dilakukan pada ternak ayam yang masih berumur
beberapa hari, misalnya 4 hari. Larutan vaksin yang digunakan dalam larutan
dapar. Cara vaksinasi tetes mata dilakukan dengan cara memegang ayam dengan
tangan kanan dan tangan kiri memegang botol vaksin. Botol vaksin jika sudah
menghadap ke bawah, diusahakan jangan dibalik menghadap keatas lagi. Teteskan
larutan vaksin pada salah satu mata satu tetes tiap ekor. Jika vaksin sudah
masuk, ayam akan mengedipkan mata berkali-kali. Dalam pelaksanaannya misal kita
meneteskan pada mata sebeleh kanan, untuk ayam yang lainnya juga diteteskan
pada mata sebelah kanan juga. Hal ini dilakukan untuk memudahkan identifikasi.
Jika menggunakan tetes hidung, maka teteskan larutan vaksin pada salah satu
hidung dan lubang yang lain ditutup. Jika vaksin sudah terhirup, kemudian ayam
dilepaskan.
2. Tetes
Mulut
Cara vaksinasi tetes mulut juga tidak jauh berbeda dengan vaksinasi tetes
hidung maupun tetes mata. Tahap pertama yang dilakukan adalah melarutkan
larutan vaksin dengan larutan dapar, kemudian dikocok dan diusahakan tidak
sampai berbuih. Larutan vaksin tersebut kemudian diteteskan pada mulut ayam
satu tetes tiap ekor. Jika sudah masuk, kemudian ayam dilepaskan.
3. Air Minum
Vaksinasi menggunakan air minum merupakan vaksinasi yang dilakukan pada
ayam dengan cara memuasakan minum ayam selama kurang lebih 2 jam. Jika suasana
panas, maka waktu pemuasaan air minum dapat dipersingkat. Kemudian sediakan air
minum dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan proses vaksinasi.
Diusahakan air minum yang digunakan aquades. Cara pencampuran vaksin dilakukan
sesuai dengan petunjuk vaksin yang dibeli. Kemudian jika vaksin sudah tercampur
dengan air minum, larutan tersebut diberikan pada ternak sebagai vaksin air
minum.
4. Injeksi atau Suntikan
4. Injeksi atau Suntikan
Cara vaksinasi injeksi atau suntikan dapat menggunakan vaksin aktif maupun
vaksin inaktif. Vaksinasi ini menggunakan jarum yang telah disterilkan terlebih
dahulu dengan cara direbus menggunakan air mendidih selama kurang lebih 30
menit. Kemudian cara vaksinasi dapat dilakukan intramuskuler (dibawah otot),
intravena (dibawah vena) atau subkutan (dibawah kulit).
5. Tusuk
Sayap atau Wing Web
Cara vaksinasi ini menggunakan alat khusus berupa jarum penusuk. Seperti
biasa, jarum penusuk harus disterilkan terlebih dahulu dalam air mendidih
selama kurang lebih 30 menit. Larutan vaksin yang akan digunakan dikocok dan diusahakan
jangan sampai berbuih. Celupkan jarum penusuk kedalam larutan vaksin, kemudian
tusukkan jarum pada sayam ayam yang telah direntangkan. Diusahakan menusuknya
pada lipatan sayap yang tipis dan jangan sampai mengenai tulang, otot dan
pembuluh darah.
6. Semprot
atau Spray
Cara vaksinasi ini hampir sama dengan jika kita melakukan sanitasi kandang,
yakni menggunakan alat semprot (sprayer). Diusahakan sprayer untuk vaksinasi
khusus dilakukan untuk vaksinasi saja. Campurkan vaksin dengan aquades kedalam sprayer
yang memang steril dan bebas karat. Larutan vaksin disemprotkan ke seluruh ayam
dengan jarak 30-40 cm dari atas kepala ayam. Selang 30 menit kemudian, kandang
dapat dibuka kembali dan kipas dapat dinyalakan lagi.
KESIMPULAN
Seperti pada manusia, hewan yang dalam hal ini ayam kampung yang dipelihara
secara intensif memerlukan vaksinasi. Vaksinasi lebih dimaksudkan untuk
memberikan kekebalan buatan pada ayam kampung (buras) terhadap
penyakit-penyakit ganas yang biasa menyerang ternak ayam. Vaksinasi menjadi
sangat penting sebagai antisipasi atau asuransi terhadap investasi kita dalam
berternak ayam.
Keenam cara vaksinasi diatas merupakan cara vaksinasi yang umumnya
digunakan oleh para peternak ayam ras.
DAFTAR PUSTAKA
Priyono,
2010. Mengenal Berbagai Macam Cara Vaksinasi Pada Ternak Ayam Ras. Email: priyono.spt@gmail.com.
Diakses [15 Mei 2010].
Sauvana, J,
2009. Vaksinasi dan Penyakit. http:// Vaksinasi, Penyakit dan pengobatan _.htmwordpress/.
Diakses [15 Mei 2010].